koshin-etsu
Setiap manusia, tentunya ingin hidup sesuai keinginannya sendiri, tetapi selama kita masih hidup dan berhubungan dengan orang lain, maka kita tidak bisa hidup mengikuti kemauan sendiri saja. Kita juga harus bertindak dengan mempertimbangkan orang lain.
Tata etika di setiap negara berbeda oleh karena adanya perbedaan budaya, kebiasaan, agama. Tetapi ada juga persamaannya, yaitu pengetahuan agar semua orang dapat hidup dengan tenang satu sama lain. Di Jepang terdapat peribahasa “Gou ni itte wa gou ni shitagae” yang artinya adalah di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, oleh karena itu penting sekali untuk membiasakan diri dengan tata etika dan kebiasaan masyarakat Jepang.
Masyarakat Jepang akhir-akhir ini, terutama anak-anak muda banyak yang tata etikanya kurang baik, sehingga menyebabkan orang-orang di sekelilingnya merasa terganggu. Ada tiga siswi SMU yang mengobrol dengan suara keras, wanita yang mengeluarkan alat riasnya dan mulai berhias, orang-orang yang sama sekali tidak memberikan tempat duduknya kepada nenek-nenek, pembuat artikel ini berpikir Jepang hanya memperhatikan kemajuan ekonominya saja, dan kehilangan respek kepada orang tua serta acuh kepada orang di sekeliling.
Di bawah ini adalah contoh-contoh sopan santun atau etika yang perlu diperhatikan dan dilakukan semua orang, bukan hanya untuk para pendatang saja, melainkan juga termasuk orang Jepang.
Merokok
Bagi orang yang tidak merokok, sangat terganggu apabila orang di sebelahnya merokok, atau ada bau rokok di dalam mobil atau ruangan. Asap rokok banyak mengandung zat beracun akibat pembakaran yang tidak sempurna, sehingga mengganggu kesehatan manusia. Akhir-akhir ini mulai diberlakukan penanggulangan untuk melindungi perokok pasif, dengan cara melarang merokok di tempat kerja, di restoran, di dalam transportasi umum, di jalanan. Misalnya di tempat yang tidak ada larangan merokok sekalipun, sebaiknya kita tetap memegang etika meminta izin dulu kepada orang di sekitar kita, tidak merokok sambil berjalan, dan tidak membuang puntung rokok sembarangan.
Telepon Seluler
Di dalam bus atau kereta, telepon seluler diset agar tidak berdering (manner mode), dan sebisa mungkin janganlah berbicara di telepon. Apabila duduk di tempat duduk khusus (untuk lansia), matikanlah telepon karena sinyalnya dapat mengganggu peralatan medis yang dipakai seseorang. Selain itu, naik sepeda atau berjalan sambil menelepon akan mengurangi kehati-hatian sehingga merupakan pangkal kecelakaan.
Menggunakan transportasi umum
Sekarang ini sering terlihat orang-orang naik kereta yang penuh dengan tas tetap di punggung atau dibahu. Di dalam kendaraan, sebaiknya tas kita diturunkan, dan ditaruh di tubuh bagian depan.
Mengucapkan salam
Ucapan salam sangat penting dalam pergaulan sesama. Apabila kita mengucapkan salam dengan senyuman kepada tetangga atau rekan sekerja, tentunya akan berkenan di hati mereka. Jadi biasakan untuk memulai mengucapkan salam. Ini ada hubungannya dengan pertumbuhan kita sebagai manusia. Mulailah dengan salam “Ohayou gozaimasu” (selamat pagi), “Konnichiwa” ( selamat siang), ”Konbanwa”  (selamat malam).
Menepati janji
Menepati janji di tempat kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari merupakan dasar dari pergaulan sesama manusia. Apakah Anda pernah melanggar janji? Bagaimana perasaan Anda waktu itu? Walaupun mempunyai kemampuan tinggi sekalipun, tetapi orang yang tidak bisa memegang janji akan kehilangan kepercayaan dari orang lain, dan tidak akan dihiraukan lagi. Apabila ternyata tidak bisa menepati janji yang kita buat, maka segeralah memberitahukan untuk membatalkan janji tersebut. Oleh karena itu, janji harus dibuat dengan serius.
Menepati waktu
Waktu tidak bisa dilihat dengan mata, sehingga kita tidak menyadari bahwa kita telah menyia-nyiakan waktu. Misalnya: Anda terlambat 10 menit dari janji menemui teman, tetapi ada 6 orang teman yang menunggu, sehingga keterlambatan Anda telah mengakibatkan 10 menit x 6 = 60 menit atau 1 jam telah tersia-sia. Dan apabila kita terlambat dari jam penerbangan pesawat, maka pesawat juga akan terbang tanpa menunggu kita. Dalam rapat pertemuan, mungkin saja anggota lainnya akan menunggu kita, tetapi kepercayaan terhadap kita juga menjadi hilang. Gara-gara keterlambatan kita, telah menyebabkan banyak anggota lainnya kehilangan waktu mereka yang berharga, jadi perhatikanlah hal ini. Di Jepang sejak dulu ada peribahasa “Toki wa kane nari” (waktu sama dengan uang), yang artinya waktu itu sangat berharga sehingga jangan disia-siakan. Adalah kebiasaan bagi orang Jepang untuk tiba beberapa saat sebelum waktu yang dijanjikan.
Memisahkan urusan umum dengan urusan pribadi
Pemisahan urusan pribadi dan umum ini bukan hanya tentang benda saja, melainkan juga harus memperhatikan soal waktu yang harus dipisahkan antara pribadi dan umum. Misalnya, sewaktu sedang kerja, kalau kita mengobrol di telepon untuk waktu lama, maka itu berarti kita telah menggunakan waktu yang seharusnya dipergunakan untuk kerja.  Karena nila setitik, rusak susu sebelanga, semuanya bisa dimulai dengan pandangan hanya sekedar sebuah telepon tapi ini merupakan awal dari melemahnya batasan umum dan pribadi.

0 Responses so far.

Posting Komentar